Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur
dari suatu kebudayaan asing. Dan kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam ilmu Sosiologi yang berarti
proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh
sebuah kelompok atau individu. Adalah suatu hal yang menarik ketika
melihat dan mengamati proses akulturasi tersebut sehingga nantinya
secara evolusi menjadi Asimilasi (meleburnya dua kebudayaan atau
lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan). Menariknya dalam melihat dan
mengamati proses akulturasi dikarenakan adanya Deviasi Sosiopatik
seperti mental disorder yang menyertainya. Hal tersebut dirasa sangat
didukung faktor kebutuhan, motivasi dan lingkungan yang menyebabkan
seseorang bertingkah laku.
Akulturasi budaya dapat terjadi karena keterbukaan suatu komunitas
masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang mereka miliki akan
terpengaruh dengan kebudayaan komunitas masyarakat lain. Selain
keterbukaan masyarakatnya, perubahan kebudayaan yang disebabkan
“perkawinan“ dua kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan
dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan mereka. Akulturasi
budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, system
pendidikan yang maju yang mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir
ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima
hal-hal baru dan toleransi terhadap perubahan.
Terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya dan struktur
sosial serta pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial
budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat
terjadi, yaitu :
1. Faktor Intern
a. Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
b. Adanya penemuan baru. Discovery penemuan ide atau alat baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Invention penyempurnaan penemuan
baru. Innovation pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam
kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang
telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan
kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota
masyarakat.
c. Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
d. Pemberontakan atau revolusi.
2. Faktor Ekstern
a. Perubahan alam
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan),
akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing
sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan
budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu
adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai,
mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya.
Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah
mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
INTERNAKULTURAL
Internakultural (komunikasi antarbudaya) menurut Stewart L.
Tubbs, adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda (baik dalam ras, etnik, atau
sosioekonomi) atau gabungan dari semua perbedaan ini. Kebudayaan
adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang
serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa internakultural
adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang
membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan
fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya internakultural itu dilakukan:
1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan
antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol)
yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna
tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu
dinegosiasikan atau diperjuangkan;
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari
persetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah
keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna
yang sama;
3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram
namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita;
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat
membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan
pelbagai cara.
Dari keterangan yang telah kita bahas sebelumnya, sangat jelas jika
hubungan antara akulturasi dan internakultural sebenarnya adalah suatu
proses komunikasi antar budaya yang saling berkaitan dan mempengaruhi
satu sama lain karena keduanya dapat terjadi karena komunikasi antar
dua kebudayaan yang berbeda.
kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur
dari suatu kebudayaan asing. Dan kebudayaan asing itu lambat laun
diterima dan diolah dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan
hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri.
Akulturasi merupakan sebuah istilah dalam ilmu Sosiologi yang berarti
proses pengambil alihan unsur-unsur (sifat) kebudayaan lain oleh
sebuah kelompok atau individu. Adalah suatu hal yang menarik ketika
melihat dan mengamati proses akulturasi tersebut sehingga nantinya
secara evolusi menjadi Asimilasi (meleburnya dua kebudayaan atau
lebih, sehingga menjadi satu kebudayaan). Menariknya dalam melihat dan
mengamati proses akulturasi dikarenakan adanya Deviasi Sosiopatik
seperti mental disorder yang menyertainya. Hal tersebut dirasa sangat
didukung faktor kebutuhan, motivasi dan lingkungan yang menyebabkan
seseorang bertingkah laku.
Akulturasi budaya dapat terjadi karena keterbukaan suatu komunitas
masyarakat akan mengakibatkan kebudayaan yang mereka miliki akan
terpengaruh dengan kebudayaan komunitas masyarakat lain. Selain
keterbukaan masyarakatnya, perubahan kebudayaan yang disebabkan
“perkawinan“ dua kebudayaan bisa juga terjadi akibat adanya pemaksaan
dari masyarakat asing memasukkan unsur kebudayaan mereka. Akulturasi
budaya bisa juga terjadi karena kontak dengan budaya lain, system
pendidikan yang maju yang mengajarkan seseorang untuk lebih berfikir
ilmiah dan objektif, keinginan untuk maju, sikap mudah menerima
hal-hal baru dan toleransi terhadap perubahan.
Terjadinya akulturasi adalah perubahan sosial budaya dan struktur
sosial serta pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial
budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap
masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat
dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan.
Secara garis besar, ada dua faktor yang menyebabkan akulturasi dapat
terjadi, yaitu :
1. Faktor Intern
a. Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi)
b. Adanya penemuan baru. Discovery penemuan ide atau alat baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Invention penyempurnaan penemuan
baru. Innovation pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam
kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang
telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan
kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota
masyarakat.
c. Konflik yang terjadi dalam masyarakat.
d. Pemberontakan atau revolusi.
2. Faktor Ekstern
a. Perubahan alam
b. Peperangan
c. Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan),
akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing
sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan
budaya yang sama sekali baru batas budaya lama tidak tampak lagi).
Faktor-faktor yang memperkuat potensi akulturasi dalam taraf individu
adalah faktor-faktor kepribadian seperti toleransi, kesamaan nilai,
mau mengambil resiko, keluesan kognitif, keterbukaan dan sebagainya.
Dua budaya yang mempunyai nilai-nilai yang sama akan lebih mudah
mengalami akulturasi dibandingkan dengan budaya yang berbeda nilai.
INTERNAKULTURAL
Internakultural (komunikasi antarbudaya) menurut Stewart L.
Tubbs, adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang
memiliki kebudayaan yang berbeda (baik dalam ras, etnik, atau
sosioekonomi) atau gabungan dari semua perbedaan ini. Kebudayaan
adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang
serta berlangsung dari generasi ke generasi.
Guo-Ming Chen dan William J. Sartosa mengatakan bahwa internakultural
adalah proses negosiasi atau pertukaran sistem simbolik yang
membimbing perilaku manusia dan membatasi mereka dalam menjalankan
fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya internakultural itu dilakukan:
1. Dengan negosiasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan
antarbudaya yang membahas satu tema (penyampaian tema melalui simbol)
yang sedang dipertentangkan. Simbol tidak sendirinya mempunyai makna
tetapi dia dapat berarti ke dalam satu konteks dan makna-makna itu
dinegosiasikan atau diperjuangkan;
2. Melalui pertukaran sistem simbol yang tergantung dari
persetujuan antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah
keputusan dibuat untuk berpartisipasi dalam proses pemberian makna
yang sama;
3. Sebagai pembimbing perilaku budaya yang tidak terprogram
namun bermanfaat karena mempunyai pengaruh terhadap perilaku kita;
4. Menunjukkan fungsi sebuah kelompok sehingga kita dapat
membedakan diri dari kelompok lain dan mengidentifikasinya dengan
pelbagai cara.
Dari keterangan yang telah kita bahas sebelumnya, sangat jelas jika
hubungan antara akulturasi dan internakultural sebenarnya adalah suatu
proses komunikasi antar budaya yang saling berkaitan dan mempengaruhi
satu sama lain karena keduanya dapat terjadi karena komunikasi antar
dua kebudayaan yang berbeda.